seperti ucapku padamu tempo hari..
Sapardi Djoko Damono mungkin bisa bilang ia ingin mencinta dengan sederhana, seperti api yang memakan kayu yang menjadikannya abu.. Se-sederhana itu, membuat aku berarti sesuatu untukmu walau sesaat..
Tapi aku bilang, aku tidak bisa sepertinya, karena mencintai kamu tidak akan pernah bisa sederhana. Aku bilang, aku mungkin lebih mirip jantung yang menghidupkan tiap syaraf dalam tubuhmu, dengan udara dalam darah yang tidak akan berhenti mengalir setiap detiknya.. tanpa sepengetahuan rasio
iya. serumit itu, se-complex itu.. berusaha membuat kamu bertahan hidup setiap waktu dengan usahaku, tanpa kamu minta, tanpa kamu sadari aku ada, tanpa perlu kamu akui keberadaanku, hanya untuk membuatmu tetap hidup..
iya.. sekeras itu usahaku.. beradaptasi pada setiap gerak-gerikmu, berusaha menyesuaikan usahaku dengan tindak-tandukmu.. kalau kamu lari, kamu buat aku usaha lebih untuk tetap mendatangkan bulir-bulir udara dalam darah untuk membawanya pada syarafmu.. agar kamu tidak mati.. iya, sekali lagi, kamu memang tidak minta.. iya, aku ada tanpa perlu kamu minta, aku hadir begitu saja tanpa kamu sadari.
hey, kalau aku bilang aku lelah, maka kumohon engkau untuk berhenti berlari.. hey, kalau aku bilang aku mati rasa, maukah kau mengistirahatkanku?
kalau aku mau jadi tempat mengeluhmu.. kadang aku juga butuh tempat untuk ungkapkan rasaku.. kalau kau minta aku hitung usahaku untuk menjagamu.. aku tidak bisa, tak akan mampu aku mendefinisikannya dalam angka.. kalau aku tak bisa penuhi kebutuhanmu, oh maka mungkin kau butuh sesuatu yang lebih dari aku..
hey, kalau aku sendirian dalam rasa sakit yang tak bisa kuungkapkan padamu.. maukah kau mencari tahu? aku bilang padamu, iya.. aku tidak akan pernah bisa jadi yang pas untukmu.. lantas aku tidak akan pernah jadi apa-apa untukmu.. hey, maaf..
hey, maukah berhenti memintaku untuk jadi dia.. menuntutku untuk jadi bukan aku.. :'(
No comments:
Post a Comment